Kusta

PENYAKIT TERKUTUK
''Sssttt..Tetua bilang kusta adalah penyakit kutukan yang disebabkan karena melakukan hubungan suami istri pada saat terlarang.'' Bisikan salah seorang teman kerja ketika mendengar kabar ada penderita kusta yang meninggal dunia sedikit mengejutkan saya.

Benarkah kusta itu penyakit kutukan?
Tuhan berfirman:
''Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku'' (QS. As-Syu'araa': 80)
Sang Nabi bertutur:
''Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan obatnya'' HR. Bukhari.
Dalam kisah para Nabi, Nabi Isa as mendapat mukzizat berupa kemampuan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk kusta. Sesuai dengan FirmanNya:
''Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang buta sejak dalam kandungan ibunya dan orang yang berpenyakit sopak (kusta) dengan seizin-Ku'' (QS. Al-Maidah: 110)
Lantas bagaimana dengan hadis ini?
''Menghindarlah kamu dari orang yang terkena judzam (kusta) sebagai engkau berlari dari singa yang buas'' (HR. Bukhari)
Catatan dalam kitab Tabyinul Haqa'id Syarah Kanzu Ad-Daqa'iq menjelaskan bahwa arti tekstual hadis tersebu ''perintah untuk menghindar'' secara ijma' (konsensus ulama) bukanlah makna yang dikehendaki. Karena siapapun diperkenankan mendekat (bergaul) dengan penderita kusta dan dijanjikan pahala atas segala upaya pelayanan dan perawatannya.
Hal tersebut tersirat dalam hadis Nabi berikut ini:
''Berbincanglah kepada penderita kusta, dan jarak antara kamu dengan dia kira-kira satu tombak atau dua tombak'' (HR. Abu Nu'aim)
''Dalam sebuah peperangan, ada seorang laki-laki berpenyakit kusta utusan Tsaqif yang kemudian diberi kabar (lewat utusannya) ''Aku telah membaiatmu dan kembalilah ke rumahmu.'' HR.Muslim.
Ayat-ayat ilahi dan hadis-hadis rasulullah SAW di atas merupakan bukti yang tak terbantahkan bahwa kusta bukanlah penyakit kutukan Tuhan. Bahkan dalam perang salib, Sultan Salahuddin Al-Ayyubi bersama dokter kepercayaannya pernah menyelinap ke kemah Raja Baldwin IV yang menjadi musuhnya untuk memberi perawatan khusus kepada Raja penderita kusta tersebut.
Jika demikian adanya, apakah kusta itu sesungguhnya?
Kusta merupakan penyakit menular menahun dan disebabkan oleh micobakterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat.
Kusta diyakini ditularkan melalui tetesan hidung dan mulut, hanya akan menular bila mengalami kontak yang lama dengan penderita. Kusta akan menyebar jika orang terinfeksi tidak segera minum obat. Namun jika lansung mendapat pengobatan, jumlah bakteri akan menurun dengan signifikan. Lingkungan dan kebersihan diri yang kurang serta daya tahan tubuh rendah juga merupakan faktor yang mendukung seseorang anggota keluarga yang hidup bersama penderita positif bisa tertular penyakit tersebut.
Adapun tanda-tanda klasik dari penyakit kusta ialah ditemukan bercak tak berambut yang tidak merasakan apa pun, termasuk panas dan dingin.
Kusta adalah penyakit yang bisa disembuhkan dengan MDT (Kombinasi Clofazimine, Rifampisin dan Dapson) melalui terapi 6-24 bulan. Program pengobatan kusta diberikan secara gratis di Puskesmas terdekat.
Fakta lainnya menunjukkan sebagian besar orang kebal terhadap kusta. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanya 95 persen manusia sebenarnya kebal dengan terhadap micobacterium leprae.
Dari fakta-fakta di atas, haruskah kita menganggap hina penderita kusta? Sementara kita belum tentu lebih baik dari mereka. Bukankah Allah telah mengatakan dengan jelas bahwa yang paling baik diantara semua adalah yang paling bertaqwa kepadaNya.
Wallau A'lam Bish Shawah
Nb. Disadur dari berbagai sumber.

Komentar

Postingan Populer